Strategi Budaya Kerja Vokasi Yang Baik Dan Benar // BLC TELKOM Klaten

 Strategi Budaya Kerja Vokasi Yang Baik Dan Benar // BLC TELKOM Klaten



PENDAHULUAN 

Assalamualaikum wr.wb

Sebelumnya terimakasih karena sudah mau berkujung di blog saya lagi...                                Pada hari ini saya akan membagikan ilmu yang sudah saya dapat pada saat membaca buku  strategi budaya kerja vokasi yang baik dan benar itu seperti apa sih?  di BLC TELKOM Klaten. Dan sekarang saya akan menjelaskan gambaran strategi budaya vokasi yang baik dan benar.

Pengertian 

Budaya kerja di industri 
        Ciri-ciri budaya kerja di industri adalah budaya kerja yang produktif, disiplin, peduli, tanggung jawab, dan jujur dengan sikap kerja yang benar agar selamat dan sehat dalam bekerja. Pendidikan vokasi, dengan berbagai kondisi dan situasi yang ada, membuat siswa menjadi kurang dapat beradaptasi dengan tempat kerjanya kelak. Budaya kerja pendidikan vokasi masih belum terdapat keselarasan, kesesuaian dan kecocokan antara budaya kerja yang dibutuhkan di dunia industri dengan ketersediaan lulusan pendidikan vokasi. Salah satu sebabnya adalah karena proses belajar mengajar belum mengarah kepada pemenuhan kebutuhan pasar kerja, dan hal ini membuat serapan lulusan menjadi agak rendah.

        Tahapan strategi kerja vokasi di dunia kerja yang selaras dengan budaya kerja industri adalah sebagai berikut: 

1. Budaya kerja industri.
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber daya manusia agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Budaya kerja itu meliputi : 
    > Intregitas adalah Orang-orang yang memiliki integritas mengatakan kebenaran, dan orangorang itu memegang kata-kata mereka. Mereka bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu, mengakui kesalahan mereka dan mengoreksinya.

    > Profesional adalah orang-orang yang diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertanggung jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Semua itu membuat istilah profesionalisme identik dengan kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian.

    > Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

    > Kompetitif adalah sikap seseorang yang memiliki daya saing, keunggulan diri sendiri, dan mempunyai keingginan menjadi yang terbaik.

    > Inovatif adalah mencurahkan segala pikiran atau kemampuan diri dalam berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri kita, masyarakat dan lingkungan kerja.

2. Budaya K3 di industri. 
K3 (kesehatan keselamatan kerja) adalah protocol yang harus ditaati untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sesuatu resiko yang tidak terduga.

3. Tahu SOP (standar operasional prosedur) 
yang ada di perusahaan. SOP itu aturan kerja di perusahaan tersebut atau bisa dibilang cara mainnya.

4. Budaya 5S/5R. 
5S itu diambil dari bahasa Jepang : seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke. Kalau 5R itu sama dengan 5S kalau diartikan ke bahasa Indonesaia yaitu : ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin.

5. Budaya TPM di industri. TPM (total productive maintenance) merupakan aktivitas pemeliharaan yang mengikutsertakan semua elemen perusahaan dengan tujuan untuk menciptakan suasana kritis dalam lingkungan industri. TPM bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan peralatan kerja di industri dan memantapkan sistem pemeliharaan peralatan kerja dengan mengimplementasikan suatu aturan.



Menerapkan Budaya Ergonomik di Pendidikan Vokasi 
        Ergonomi merupkan ilmu yang mempelajari tentang intraksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan metode dalam merancang sistem agar dapat optimal sesuai dengan keperluan, kekurangan, dan keterampilan manusia. Kata ergonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon dan nomos. Ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti aturan. Secara terminologi, ergonomi merupakan suatu peraturan yang mengenai bagaimana kita dalam melakukan dan sikapdalam suatu pekerjaan. Dalam ergonomi kita dituntut untuk membentuk kondisi EASNE, yaitu efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. 

        Faktor penyebab kecelakaan kerja menurut riset yang dilakukan oleh NCS (National Safety Council) di Amerika Serikat menunjukan suatu kecelakaan 88% diakibatkan oleh manusia yang tidak safety, 10% disebabkan oleh kondisi yang tidak aman, 2% diakibatkan oleh alam.

Tujuan Ergonomik 
Menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan utama ergonomi, antara lain: 
1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. 
2.Menganjurkan agar para karyawan atau siswa menegerjakan praktik dengan aman, nyaman dan bersemangat. 
3.Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja atau praktik. 
4.Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan. 

Manfaat ergonomis 
Adapun manfaat yang didapat dari ergonomi adalah sebagai berikut: 
1. Kerja meningkat, seperti kecepatan, ketepatan, keselamatan dan mengurangi energi ketika bekerja. 
2. Meminimalisir waktu, serta biaya pelatihan dan pendidikan. 
3. Optimalisasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) dengan meningkatkan keterampilan yang diperlukan. 
4. Kenyamanan, keamanan pelajar saat praktik menjadi meningkat. 
5. Efisiensi waktu agar tidak terbuang sia-sia. 

Namun secara umum, prinsip ergonomis dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu : 

1. Kegunaan (Utility)
Prinsip kegunaan (utility) sangatlah penting karna masing-masing produk yang dihasilkan memiliki manfaat untuk seseorang dalam mendukung kegiatan atau kebutuhan dengan maksimal tanpa mengalami kesulitan atau masalah dalam penggunaannya. Misalnya prinsip ergonomi adalah suatu wearpack siswa yang diberi resleting agar lebih mudah mengenakan dan melepaskan.

2. Keamanan (safety) 
Prinsip keamanan merupakan sebuah keharusaan yang ada pada sebuah produk yang dihasilkan dan mempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa berisiko membahayakan keselamatan ataupun kerugian para penggunanya. Misalnya adalah saku baju atau wearpack para siswa diberi tutup dan kancing supaya benda yang dimasukkan tidak mudah jatuh. 

3. Kenyamanan (comfortability) 
Prinsip kenyamanan memiliki artian bahwa produk yang dihasilkan memiliki tujuan yang selaras atau tidak mengganggu kegiatan dan juga diusahakan mendukungkegiatan seseorang. Misalnya adalah kain yang dipilih dari serat lembut, sejuk dan dapat menyerap keringat. 

4. Keluwesan (flexibility) 
Prinsip keluwesan berarti ergonomi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pada kondisi ataupun fungsi ganda. Misalnya adalah baju atau wearpack praktik siswa diberi lubang atau saku untuk meletakkan kuncikunci, obeng, pulpen, dan lain-lain. 

5. Kekuatan (durability) 
Prinsip kekuatan berarti harus tahan lama dan awet dan juga tidak cepat rusak apabila digunakan. Misalnya adalah bahan helm praktik siswa yang sesuai standar yang ada.  


Latar Belakang Masalah
Belum mengetahui strategi budaya kerja vokasi yang baik dan benar itu seperti apa sih?.

MAKSUD DAN TUJUAN 
Bisa paham, tahu, mengerti apa itu strategi budaya kerja vokasi yang baik dan benar, dan bisa mengimplementasikannya di dunia kerja yang sebenarnya.

BATASAN DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN 
Membaca buku strategi budaya kerja vokasi.

TARGET DAN HASIL YANG DIHARAPKAN 
Bisa tahu, mengerti apa itu strategi budaya kerja vokasi yang baik dan benar dan bisa bekerja sesuai dengan SOP yang ada di bidang pekerjaan tersebut.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 
1. Membaca
2. Mencari refrensi di google
3. Kesimpulan 

Alat dan Bahan 
Laptop

Target Waktu
8 Jam (07.00 - 04.00) 

Tahapan Pelaksanaan
Membaca buku strategi budaya kerja vokasi yang baik dan benar.





TEMUAN PERMASALAHAN SERTA CARA PENYELESAIAN MASALAHNYA
Kurang memahami keseluruhan materi yang ada di buku solusinya harus lebih sering membaca dan mencari refrensi. 

KESIMPULAN YANG DIDAPATKAN 
Setelah tahu apa itu strategi kerja vokasi yang baik dan benar kita dapat melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan SOP yang ada dan ruang lingkup yang ada.

REFERENSI
Buku strategi budaya kerja vokasi.pdf.


Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu